Salah
satu ciri umum negara terbelakang adalah kelangkaan modal. Sebab utama
kelangkaan modal adalah kecilnya tabungan atau lebih tepat kurangnya
investasi di dalam sarana produksi yang mampu menaikkan tingkat
pertumbuhan ekonomi. Maka bila dibandingkan dengan Indonesia, keadaan
tersebutlah yang terjadi saat ini, hal ini dapat dilihat dari sejumlah
fakta seperti tertundanya keinginan pemerintah untuk membangun sejumlah
infrastruktur akibat kurangnya dana yang dimiliki oleh pemerintah,
tingkat produktivitas dan kemampuan individual masyarakat juga rendah,
ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah, serta kurangnya
sarana produksi yang dimiliki masyarakat dan sector swasta. Akibatnya
adalah derajat ekonomi, kesehatan, serta tingkat pengganguran yang
tinggi.
Keadaan
tersebut bisa dikurangi jika pemerintah bisa membangun dan menciptakan
sarana produksi tadi. Pembangunan dan penciptaan sarana produksi
tersebut adalah dengan membangun infrastruktur yang mendukung program
tersebut. permasalahannya adalah dana untuk merealisasikannya tidak
mencukupi. Dalam hal ini sebenarnya sector swasta dalam negeri mempunyai
peran yang strategis yaitu dengan membantu pemerintah dalam
mengumpulkan dana tersebut. Namun kondisi sector swastapun tidak mampu
untuk memikul tanggung jawab itu. Sehingga kebutuhan akan penyediaan
dana dari luar menjadi pilihan utama kebijakan pembangunan ekonomi.
kebijakan
tersebut cukup realities mengingat pemerintah tidak lagi mempunyai
pilihan lain yang mendukung. oleh karena itu, pemerintah dengan segala
daya upaya mencoba untuk menegaskannya dalam sebuah kebijakan, yang
salah satunya dengan mengeluarkan Inpres Nomor 3 tahun 2006 tentang
paket kebijakan perbaikan iklim investasi. selain itu sejumlah pertemuan
baik bilateral maupun multilateral juga sudah dilaksanakan, salah
satunya dengan menyelenggarakan Infrastructure Summit for Indonesia, ditambah dengan serangkaian promosi ke berbagai negara investor.
Sumber :http://kumpulanilmuekonomi.blogspot.com/2010/12/makalah-ep-lanjutan-kebijakan-investasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar