Minggu, 21 Juni 2015

Dampak Positif dan Negatif dalam Globalisasi ekonomi

Topik 14 : Kebijakan Persaingan,Daya Saing,Globalisasi
Globalisasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu kehidupan ekonomi secara global dan terbuka, tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan antara negara satu sama lain. Sisi kegiatan investasi perdagangan dan bergerak menuju liberalisasi perdagangan dan investasi dunia secara keseluruhan. 
Globalisasi ekonomi erat kaitannya dengan perdagangan bebas.Free trade atau perdagangan bebas berusaha menciptakan kawasan perdagangan yang makin luas dan menghilangkan hambatan-hambatan tidak lancarnya perdagangan internasional.

Pengertian globalisasi ekonomi merupakan suatu proses aktivitas ekonomi dan perdagangan, dimana berbagai negara di seluruh dunia menjadi kekuatan pasar yang satu dan semakin terintegrasi tanpa hambatan atau batasan teritorial negara. Globalisasi perekonomian ini berarti adanya harusnya penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus barang , jasa , serta modal.


Dampak Positif & Negatif Globalisasi Ekonomi 
Dampak Globalisasi Ekonomi dapat dibagi menjadi dampak positif dan negatif. 


Dampak positif globalisasi ekonomi adalah : 

  1. Meningkatnya produksi global. Melalui spesialisasi dan perdagangan, maka faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan lebih efesien, output dunia kian bertambah dan masyarakat akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk pendapatan yang meningkat.
  2. Meningkatnya kemakmuran pada suatu Negara. Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat berbagai negara lebih banyak mengimpor barang dari luar negeri. Ini menyebabkan konsumen mempunyai lebih banyak pilihan barang. 
  3. Meluasnya pasar produk domestik. Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara mendapatkan pasar jauh lebih luas disbanding pasar dalam negeri.
  4. Memperoleh lebih banyak modal serta tingkat teknologi yang lebih baik. Modal yang dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati negara-negara berkembang akibat kekurangan modal dan tenaga terdidik serta tenaga ahli berpengalaman.
  5. Menyediakan dana tambahan bagi pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan di berbagai sektor lainnya bukan hanya dikembangkan perusahaan asing, namun terutama investasi dari perusahaan swasta domestik.
Sementara dampak negatif yang ditimbulkan akibat globalisasi ekonomi diantaranya: 
  1. Menghambat pertumbuhan di sektor industri. Globalisasi ekonomi menyebabkan negara-negara berkembang tidak bias lagi memakai tarif tinggi untuk memproteksi industri yang baru berkembang (infant industry). Sehingga, perdagangan luar negeri yang cukup bebas menimbulkan hambatan bagi negara berkembang dalam memajukan sektor industry. 
  2. Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi ekonomi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, jika suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak akan berkembang. Kondisi ini dapat saja memperburuk neraca pembayaran. Efek buruk lain terhadap neraca pembayaran yakni pembayaran neto pendapatan untuk faktor produksi dari luar negeri cenderung mengakibatkan defisit. Bertambah banyaknya investasi asing menyebabkan arus pembayaran keuntungan (pendapatan) dari investasi ke luar negeri akan makin meningkat.
  3. Sektor keuangan semakin tidak stabil. Arus investasi (modal) portofolio yang semakin besar menjadi salah satu efek dari globalisasi. Investasi dalam hal ini terutama meliputi partisipasi dana dari luar negeri ke pasar saham. Di saat pasar saham mengalami peningkatan, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah baik dan nilai uang akan bertambah baik. 
  4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk


Sumber :http://tipsserbaserbi.blogspot.com/2014/05/pengertian-globalisasi-ekonomi-dan.html
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/14-kebijakan-persaingan-daya-saing-liberalisasi-globalisasi-dan-regionalisasi.pdf

Strategi dan Peningkatan ketahanan Pangan

Topik 13: Ketahanan Pangan Nasional
Sejalan dengan permasalahan, peluang dan paradigma baru pemantapan ketahanan pangan, strategi yang dikembangkan dalam upaya pemantapan ketahanan pangan adalah :
1. Pengembangan kapasitas produksi pangan nasional melalui rehabilitasi kemampuan, optimalisasi pemantapan dan pelestarian sumber daya alam yaitu : lahan, air dan perairan.
2. Peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat menuju terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga, serta perilaku sadar gizi.
3. Pengembangan agribisnis pangan yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan tersentralisasi dengan pengertian sebagai berikut :
a. Berdaya saing tinggi, yang diupayakan melalui peningkatan efisiensi dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi, peningkatan produktivitas dan nilai tambah, serta penajaman orientasi pasar.
b. Berkerakyatan, yaitu memfasilitasi peluang yang lebih besar bagi masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam usaha kecil dan menengah, dengan mendaya gunakan sumberdaya yang dimilikinya.
c. Berkelanjutan, diupayakan melalui peningkatan dan pemeliharaan kapasitas sumberdaya alam, penerapan teknologi ramah lingkungan dan pengembangansistem distribusikeuntungan yang adil.
d. Tersentralisasi, yang berarti keputusan tentang hal-hal yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan berada ditangan masyarakat bersama Pemerintah Daerah, dalam rangka mendorong pendayagunaan keunggulan sumberdaya daerah sesuai referensi masyarakat di daerah yang bersangkutan.
4. Pengembangan dan peningkatan intensitas jaringan kerjasama lintas pelaku, lintas wilayah dan lintas waktu dalam suatu sistem koordinasi guna mensinergikan kebijakan, program dan kegiatan pemantapan ketahanan pangan.
5. Peningkatan efektifitas dan kualitas kinerja pemerintah dalam menfasilitasi masyarakat berpartisipasi dalam pemantapan ketahanan pangan.

Dalam Upaya mewujudkan ketahanan pangan, peran dan partisipasi masyarakat khsususnya kelembagaan tani, kelembagaan pedesaan lainnya, serta aparatur (Stakeholder pembangunan ketahanan pangan) yang perlu mendapatkan perjhatian dari pemerintah. Hal ini disebabkan karena maslaha pangan menjadi tanggungjawab unsur pemerintah, swasta maupun masyarakat lainnya.
                Untuk lebih menumbuhkan motivasi dan mengoptimalkan partisipasi aparatur, lembaga swasta dan masyarakat lainnya, perlu ada gerakan-gerakan yang mampu meningkatkan kinerja lembaga-lembaga tersebut dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan sesuai dengan perannya masing-masing.
            Salah satu cara untuk memotivasi kelompoktani, lembaga pedesaan (Koperasi Tani, KUD, dan sebagainnya) dan aparatur pelayanan agar lebih efektif berpartisipasi dalam pelaksanaan program peningkatan produksi dan produktivitas usahatani dalam mewujudkan ketahanan pangan, adalah dengan penyelenggaraan perlombaaan ketahanan pangan. Perlombagaan ini telah diyakini sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi petani secara aktif agar petani mau dan mampu meningkatkan produksi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan.
Sumber :
http://dedi78.blogspot.com/2013/05/peningkatan-ketahanan-pangan-dalam.html
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/13-ketahanan-pangan-nasional.pdf

Strategi pengembangan Industri Subtitusi Impor

Topik 12 : Industri dan Industrialisasi

Industri Substitusi Impor (ISI)
Salah satu strategi industrialisasi yang dilaksanakan di indonesia, sejak zaman pemerintahan ORBA adalah industri substitusi impor (ISI). ISI ini mengharapkan bisa menghasilhan barang-barang baru didalam negeri yang semula di impor setelah substitusi impor ini berhasil, baru kemudian sebagian hasil produknya diekspor. Jadi substitusi impor ini memegang peranan penting dalam mengenalkan barang-barang baru yang dulunya diimpor dan kemudian dihasilkan sendiri.
Alasan untuk mengadakan ISI ini sebenarnya berbeda-beda antara suatu negara dengan negara lain, namun demikian. Berikut ini dijelaskan beberapa alasan penting:

1. ISI ini dilakukan untuk mengurangi atau menghemat penggunaan devisa. Seperti diketahui, hampir semua di negara NSB sering kali mengalami kekurangan devisa. Oleh karena itu devisa yang sedikit dimiliki harus digunakan secara efektif dan efisien.
2. Dengan adanya isi ini biasanya pemerintah melakukan proteksi terhadap dengan cara pemb atasan barang impor terseut tentu saja akan mengurangin jumlah barang-barang impor, sementara permintaan barang-barang dalam negeri itu masih tetap besar, sehingga pada akhirnya para pengusaha dalam negeri terdorong untuk meningkatkan barang produksi barag-barang yang terkena pembatasan impor tersebut, dengan kata lain ISI ini bisa merangsang kegiatan ekonomi para pengusaha didalam negeri.

3. ISI ini bisa dimaksudkan untuk segera dapat memenuhi kebutuhan sendiri akan berbagai barang industri dan juga karena semangat kemerdekaan yang timbul di NSB, yang kemudian di ikuti pula oleh keinginan untuk mencapai kemerdekaan dalam bidang ekonomi.

4. Alasan lain bagi ISI adalh untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dalam negeri.
Dalam pelaksanaan kebijaksanaan ISI ini ada berbagai masalah yang dihadapi oleh NSB yang melaksanakannya.

1) Kualitas barang yang dihasilkan, kualitas barang yang dihasilkan dalam negeri sebagai barnag substitusi impor sering jauh lebih rendah dari pada hasil produksi luar negri, kualitas barang yang rendah ini akan sulit untuk diekspor. Dengan demikian. ISI ini bukanya menghemat penggunaan devisa tetapi juga menurun penggunaan ekspor.

2) Biaya produksi, pada tahap awal in dustrialisasi biasanya dibutuhkan biaya yang sangat besar yang dgunakan untuk mendidik tenaga kerja, membeli mesin-mesin,dan membeli bahanm-bahan baku yang dibutuhkan sangat banyak. Oleh karena itu negara itu hanya memiliki modal yang sedikit, maka dalamm tahap awal industrialisasi terpaksa modal dan tenaga kerja dari luar negeri. 

sumber: 
 http://muhamedisel.blogspot.com/2012/01/industri-dalam-pembangunan-ekonomi.html
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/12-industri-dan-industrialisasi.pdf

Pentingnya perekonomian hijau di Indonesia

Topik 11 : Perekonomian Hijau Indonesia

Indonesia terus mendorong perkembangan ekonomi hijau dalam menjaring investasi. Namun, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.

Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, Senin, 27 April 2015 memaparkan, tantangan tersebut antara lain, masih banyaknya industri yang menggunakan teknologi tua. Kemampuan industri dalam mengembangkan teknologinya juga masih terbatas.


Tantangannya, kata dia, masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga, penerapan ekonomi hijau belum bisa diimplementasikan dengan maksimal. Selain itu, insentif kurang dari pemerintah. Hal itu dibutuhkan untuk berkompetisi dengan ekonomi konvensional. Pemerintah, menurutnya, terus mendobrak tantangan tersebut dengan berbagai kebijakan. Insentif fiskal maupun non fiskal diklaim telah tersedia saat ini.
 

Ada pula, lanjut Franky, keringanan pajak untuk industri-industri yang memperbesar investasinya di Indonesia. Fasilitas itu juga diberikan untuk perusahaan yang melakukan transfer teknologi.

Sementara itu, untuk insentif non fiskal, BKPM telah mengembangkan pelayanan satu pintu untuk perizinan investasi. Diharapkan dengan upaya tersebut, bisa mempermudah investasi yang masuk.

Pemeritah juga akan membangun zona ekonomi khusus baru. Agar diharapkan perkembangan ekonomi bisa merata.
 

Izin pekerja asing juga bisa dilakukan di BKPM,
Lebih lanjut, menurut Franky, saat ini ada sekitar tujuh sektor yang memiliki potensi besar di Indonesia. Antara lain, agrikultur, perikanan, kehutanan dan energi terbarukan.

Selama lima tahun terakhir, realaisasi dalam tujuh potensi itu sebesar US$41 miliar dan pertumbuhan tahunannya 20-24 persen.  

Sumber : 
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/618907-tantangan-dan-peluang-ekonomi-hijau-di-indonesia
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/12-industri-dan-industrialisasi.pdf
 

Kebijakan Investasi

topik 10: Arah kebijakan ekonomi indonesia dalam perdagangan dan investasi riil

Salah satu ciri umum negara terbelakang adalah kelangkaan modal. Sebab utama kelangkaan modal adalah kecilnya tabungan atau lebih tepat kurangnya investasi di dalam sarana produksi yang mampu menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Maka bila dibandingkan dengan Indonesia, keadaan tersebutlah yang terjadi saat ini, hal ini dapat dilihat dari sejumlah fakta seperti tertundanya keinginan pemerintah untuk membangun sejumlah infrastruktur akibat kurangnya dana yang dimiliki oleh pemerintah, tingkat produktivitas dan kemampuan individual masyarakat juga rendah, ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah, serta kurangnya sarana produksi yang dimiliki masyarakat dan sector swasta. Akibatnya adalah derajat ekonomi, kesehatan, serta tingkat pengganguran yang tinggi.
Keadaan tersebut bisa dikurangi jika pemerintah bisa membangun dan menciptakan sarana produksi tadi. Pembangunan dan penciptaan sarana produksi tersebut adalah dengan membangun infrastruktur yang mendukung program tersebut. permasalahannya adalah dana untuk merealisasikannya tidak mencukupi. Dalam hal ini sebenarnya sector swasta dalam negeri mempunyai peran yang strategis yaitu dengan membantu pemerintah dalam mengumpulkan dana tersebut. Namun kondisi sector swastapun tidak mampu untuk memikul tanggung jawab itu. Sehingga kebutuhan akan penyediaan dana dari luar menjadi pilihan utama kebijakan pembangunan ekonomi.
kebijakan tersebut cukup realities mengingat pemerintah tidak lagi mempunyai pilihan lain yang mendukung. oleh karena itu, pemerintah dengan segala daya upaya mencoba untuk menegaskannya dalam sebuah kebijakan, yang salah satunya dengan mengeluarkan Inpres Nomor 3 tahun 2006 tentang paket kebijakan perbaikan iklim investasi. selain itu sejumlah pertemuan baik bilateral maupun multilateral juga sudah dilaksanakan, salah satunya dengan menyelenggarakan Infrastructure Summit for Indonesia, ditambah dengan serangkaian promosi ke berbagai negara investor.

Sumber :http://kumpulanilmuekonomi.blogspot.com/2010/12/makalah-ep-lanjutan-kebijakan-investasi.html

Kamis, 18 Juni 2015

perdagangan internasional

topik 9: peran sektor luar negeri pada perekonomian Indonesia



Perdagangan Internasional

Adalah suatu kegiatan kerjasama ekonomi yang dilakukan Negara satu dengan Negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Perdagangan internsional pun turut mendorong industrialisasi,kemajuan transportasi dan globalisasi.

Teori perdagangan Internasional

1.      Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith yang berpendapat bahwa setiap Negara akan memperoleh manfaat perdagangan Internasional karena melakukan spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa.

Adam Smith percaya bahwa seluruh Negara dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan dan dengan melakukan spesialisasi internasional masing-masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki.

2.      Teori Keunggulan Komparatif ( Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk menyempurnakan teori yang sebelumnya dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini didasarkan pada nilai tenaga kerja yang menyatakan bahwa nilai atau barang suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya.

Teori ini memiliki keunggulan bahwa suatu negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mana
negara tersebut memiliki keunggulan komparatif.





Pedagangan Internasional juga memiliki banyak manfaat yaitu,menjalin hubungan antara Negara lain,dapat memperoleh barang-barang yang tidak dapat diproduksi di Negara sendiri,menambah keuntungan dan dapat transfer teknologi-teknologi modern. Selain itu perdagangan Internasional juga memiliki beberapa factor yang mendorong suatu Negara untuk melakukan perdagangan internasional diantaranya yaitu:

1.      Faktor alam
2.      Ingin membuka kerjasama
3.      Terjadinya era globalisasi
4.      Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga membuka pasar baru untuk menjualnya
5.      Ingin memiliki keuntungan dan meningkatkan pendpatan Negara

Dan masih banyak lagi factor-faktor yang mendorong suatu Negara untuk melakukan perdagangan Internasional. Dengan melakukan perdagangan Internasional disuatu Negara,itu sangat bermanfaat untuk negaranya sendiri. Karena banyak keunggulan atau manfaat-manfaat yang dapat diperoleh oleh Negara itu sendiri.

Sekian artikel dari saya semoga bermanfaat.


sumber: